::myfrd:: blog
Blog sederhana tentang saya. Silakan Anda lihat sendiri..
Friday, February 06, 2009
Secrets of a successful job interview
Secrets of a successful job interview
A hiring decision can be costly one. Employers need to consider such factors like - " do you have the skills to do the job?", "will you add value to the organization?", " will you fit in with the company culture?", "how do you compare to other applicants?" - before deciding whether or not to invest in you. Considering you will have many obstacles to go through the interview process. We will give some tips so you could successfully pass the interview !
Research
DO NOT show up for an interview unprepared! You need to impress the interviewer with your understanding of the business and a well thought-out argument as to why you are the best person for the job.
1. Read everything you can on the company prior to your interview.
2. The company's website is an excellent resource for everything from product and service information to company structure and location.
3. If company is public, annual or quarterly reports are available. Perform a search of newspapers and trade publications for articles on the company.
Practice Makes Perfect
After you've done your research, put yourself through some mock interviews. Give your resume to a friend and practice answering questions about everything on your resume.
Questions you may have to answer
During the interview, you will probably be expected to answer questions on a variety of topics. Of course, anything mentioned on your resume is fair game, but don't be surprised if the interviewer explores your willingness and motivation to take on work responsibilities that would be new to you. Sometimes a recruiter will ask you to evaluate your own experiences, skills, weakness. You might also find yourself answering hypothetical questions along the lines of "Let's say this happens ..What would you do ?" and " Where do you see yourself in five years?"
Selling Yourself
If you think you are not a sales person, think again. You are constantly selling your ideas, your outlook, your opinion, and at an interview, your ability to do a job. Your most convincing answers to the interviewer's questions will give examples that highlight your positive qualities ( such as organization and timeliness), successful, challenging work experiences, and accomplishments that are important to you.
Honesty is the Only Policy
Some people would rather be struck by lightning than say "no" to a question. If you don't have experience in something and you've been asked a direct question, say so. There are different ways of saying no. You can say "no, never" and leave it at that, or you can say: "No, I haven't but that's precisely why I'd love this job. I have done these things which are directly related to this position, but I'm really interested in trying my hand at this. I think I'd be good at it because"
Should I Ask about Salary?
It's usually considered polite to wait for the company representatives to bring up money . You should , however, have an answer ready if the company asks you about your salary requirements. If you've done your research, you have an idea about the salary ranges for the job. You can then give a range that starts higher than the bottom and ends higher than the top.
Ending on a Positive Note
Remember to shake hands with the interviewer, thank the person, and ask what the next step is or when you can expect to hear something. Regardless of how long or short the interview was, or how successfully you think you presented your case, threat your interviewer with courtesy.
After the Interview
Thank-You notes are a necessary courtesy. If you spoke with two people, thank them both. If you have contact information for only one person, mention the other n the note. If you meet someone for only two minutes, you don't necessarily need to send a letter to him, but be sure to mention him when you thank the person with whom you spent the most time.
(taken from Newsweek on June edition 2000.)
Monday, October 06, 2008
TOP 10 Kebohongan yang biasa ditujukan ke designer naif lugu
1. Tolong bikinkan project kali ini murah (atau gratis) dan saya akan memberikan bayaran lebih untuk project selanjutnya.
Tidak pernah sekalipun profesional business man yang memberikan pekerjaan secara cuma2 atau lebih parahnya memperbudak diri sendiri untuk mendapatkan project dengan bayaran lebih! Kita bisa melihat contoh, apabila kita memanggil tukang pipa ledeng untuk memperbaiki wastafel kita, apa yg dia katakan jika kita berkata "tolong perbaiki wastafel ini secara gratis, jadi kalau saya mau memasang wastafel baru, saya akan memberi bayaran lebih." ANDA AKAN DITERTAWAKAN! Seperti juga halnya kalau klien anda mendapat project yang lebih penting, dia tidak akan memanggil anda kembali, karena melihat kualitas profesionalitas anda sebegitu rendah.
WASPADA! 5 gelagat buruk waktu melamar kerja
Idealnya, sebelum memutuskan untuk melamar kerja di sebuah perusahaan, kita udah punya gambaran detil tentang apa dan bagaimana sikon di perusahaan tersebut. Kaya apa culturenya, keuangannya sehat apa enggak, jenjang karirnya prospektif atau enggak, dst. Tapi gimana kalo kita ditawari kerja di perusahaan yang sama sekali belum pernah kedengeran ceritanya? Langsung tolak? Ntar dulu. Nggak pernah kedengeran ceritanya bukan berarti jelek lho. Satu-satunya jalan adalah dengan menganalisa proses yang terjadi sewaktu melamar.
Lo ditawar pada pertemuan pertama.
Wawancara tahap pertama adalah saringan awal untuk memilih calon pegawai yang paling potensial. Kalo baru pada pertemuan pertama concern mereka terpaku pada gaji yang lo ajukan seperti "bisa turun nggak nih?" atau "negotiable nggak nih?" atau yang ngeselin "minta gajinya gede amat mas. bisa turun nggak?" - warning - mereka nggak peduli pada kualitas elo sebagai pegawai. Mereka cuma ingin cari tenaga murah.
Berikut ini beberapa "gejala" yang mungkin bisa dijadikan panduan untuk menilai kondisi sebuah perusahaan. Nggak selamanya bener, tapi minimal bisa jadi bahan pertimbangan. Kalo cuma satu atau dua gejala yang muncul, yah, mungkin sekedar kebetulan aja. Tapi kalo hampir semua gejala ini terjadi, hmmm... hati-hati aja. Kalo masih punya pilihan, mending ngelamar di tempat lain aja deh!
1. Lo kurang dihargai sebagai manusia.
Kalo cuma si resepsionis yang tampangnya bete waktu menyambut elu, yah mungkin kebetulan dia abis ronda semalem, masih ngantuk. Kalo cuma pak satpam yang rada galak waktu minta elu nitip KTP, yah mungkin dia lagi mikirin anaknya sakit di rumah. Tapi kalo mulai dari tukang parkir, satpam, resepsionis, office boy, sampe tukang gorengan yang mangkal di depan pada kompakan menunjukkan perilaku yang kurang santun - warning - kemungkinan ada yang nggak beres dengan perusahaan ini. Yang gue maksud dengan perlakuan kurang santun antara lain: nggak mengucapkan salam
saat menyambut, nada bicara yang kurang bersahabat, nunggu lama tanpa dikasih minum, sampe perlakuan yang kurang manusiawi seperti diminta mengisi formulir lamaran di tempat orang lalu lalang - sambil jongkok pula. FYI; formulir lamaran yang lo isi sewaktu melamar kerja itu adalah dokumen yang sifatnya pribadi dan rahasia. Seharusnya lo ditempatkan di ruangan yang tertutup dan nyaman - minimal ada meja dan kursi untuk tempat nulis - bukan di ruang resepsionis yang serba terbuka sehingga mas-mas kurir yang kebetulan lewat bisa nyeletuk, "wah rumahnya
deket tuh dengan rumah saya, kapan-kapan main ya..."
Perusahaan yang sehat dan profesional sadar bahwa citra perusahaan dibangun mulai dari garda depan, dari bagaimana tamu disambut. Kalo untuk urusan remeh gini aja mereka nggak becus menangani, jgn2 untuk urusan yang besar-besar juga morat-marit.
2. Lo dicoba untuk ditempatkan dalam posisi lemah / tergantung pada
perusahaan.
Yang gue maksud antara lain: petugas recruitment yang meminta elu untuk menyerahkan dokumen pendukung (ijazah, transkrip nilai, referensi kerja) yang ASLI, atau "menggantung" status kepegawaian lo di zona limbo antara kontrak dan permanen, penetapan masa percobaan yang kurang jelas, dan sebagainya. Khusus untuk urusan "menahan" dokumen pendukung, asal tau aja ya, sebenernya perusahaan nggak berhak melakukannya. Kecuali kalo elu udah jadi pegawai, terus disekolahin sama perusahaan dan setelah pendidikan selesai ijazah lo ditahan sampe masa ikatan
dinas berakhir, itu lain perkara. Sedangkan yang terjadi di sini kan elu capek2 sekolah pake ongkos sendiri, eh begitu lulus ijazahnya disandera. Mengutip kata Mpok Jane dan Sarah, "WHO DO YOU THINK HE ARE??". Kalo tau-tau kantornya kebakaran, kebanjiran, diserbu tikus hingga dokumen penting itu rusak, siapa yang mau tanggung jawab?
Perusahaan yang menerapkan kebijakan konyol macam ini biasanya perusahaan yang udah menghadapi dilema: di satu sisi terlalu pelit / terlalu miskin untuk menaikkan kesejahteraan pegawai, di sisi lain butuh untuk mempertahankan jumlah pegawai yang loyal. Kalo perusahaan yang sehat pastinya akan mencoba membuat pegawainya betah dengan cara meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan dengan menyandera
dokumen! Dengan kata lain, ini tipe perusahaan yang ngajak susah bareng-bareng. Sama sekali nggak worthed untuk dilamar.