Blog sederhana tentang saya. Silakan Anda lihat sendiri..

Monday, October 06, 2008

TOP 10 Kebohongan yang biasa ditujukan ke designer naif lugu

dari milis sblah :


1. Tolong bikinkan project kali ini murah (atau gratis) dan saya akan memberikan bayaran lebih untuk project selanjutnya.

Tidak pernah sekalipun profesional business man yang memberikan pekerjaan secara cuma2 atau lebih parahnya memperbudak diri sendiri untuk mendapatkan project dengan bayaran lebih! Kita bisa melihat contoh, apabila kita memanggil tukang pipa ledeng untuk memperbaiki wastafel kita, apa yg dia katakan jika kita berkata "tolong perbaiki wastafel ini secara gratis, jadi kalau saya mau memasang wastafel baru, saya akan memberi bayaran lebih." ANDA AKAN DITERTAWAKAN! Seperti juga halnya kalau klien anda mendapat project yang lebih penting, dia tidak akan memanggil anda kembali, karena melihat kualitas profesionalitas anda sebegitu rendah.

WASPADA! 5 gelagat buruk waktu melamar kerja

jiplak dari http://reqviem713.multiply.com


Idealnya, sebelum memutuskan untuk melamar kerja di sebuah perusahaan, kita udah punya gambaran detil tentang apa dan bagaimana sikon di perusahaan tersebut. Kaya apa culturenya, keuangannya sehat apa enggak, jenjang karirnya prospektif atau enggak, dst. Tapi gimana kalo kita ditawari kerja di perusahaan yang sama sekali belum pernah kedengeran ceritanya? Langsung tolak? Ntar dulu. Nggak pernah kedengeran ceritanya bukan berarti jelek lho. Satu-satunya jalan adalah dengan menganalisa proses yang terjadi sewaktu melamar.

Lo ditawar pada pertemuan pertama.
Wawancara tahap pertama adalah saringan awal untuk memilih calon pegawai yang paling potensial. Kalo baru pada pertemuan pertama concern mereka terpaku pada gaji yang lo ajukan seperti "bisa turun nggak nih?" atau "negotiable nggak nih?" atau yang ngeselin "minta gajinya gede amat mas. bisa turun nggak?" - warning - mereka nggak peduli pada kualitas elo sebagai pegawai. Mereka cuma ingin cari tenaga murah.

Berikut ini beberapa "gejala" yang mungkin bisa dijadikan panduan untuk menilai kondisi sebuah perusahaan. Nggak selamanya bener, tapi minimal bisa jadi bahan pertimbangan. Kalo cuma satu atau dua gejala yang muncul, yah, mungkin sekedar kebetulan aja. Tapi kalo hampir semua gejala ini terjadi, hmmm... hati-hati aja. Kalo masih punya pilihan, mending ngelamar di tempat lain aja deh!


1. Lo kurang dihargai sebagai manusia.

Kalo cuma si resepsionis yang tampangnya bete waktu menyambut elu, yah mungkin kebetulan dia abis ronda semalem, masih ngantuk. Kalo cuma pak satpam yang rada galak waktu minta elu nitip KTP, yah mungkin dia lagi mikirin anaknya sakit di rumah. Tapi kalo mulai dari tukang parkir, satpam, resepsionis, office boy, sampe tukang gorengan yang mangkal di depan pada kompakan menunjukkan perilaku yang kurang santun - warning - kemungkinan ada yang nggak beres dengan perusahaan ini. Yang gue maksud dengan perlakuan kurang santun antara lain: nggak mengucapkan salam

saat menyambut, nada bicara yang kurang bersahabat, nunggu lama tanpa dikasih minum, sampe perlakuan yang kurang manusiawi seperti diminta mengisi formulir lamaran di tempat orang lalu lalang - sambil jongkok pula. FYI; formulir lamaran yang lo isi sewaktu melamar kerja itu adalah dokumen yang sifatnya pribadi dan rahasia. Seharusnya lo ditempatkan di ruangan yang tertutup dan nyaman - minimal ada meja dan kursi untuk tempat nulis - bukan di ruang resepsionis yang serba terbuka sehingga mas-mas kurir yang kebetulan lewat bisa nyeletuk, "wah rumahnya
deket tuh dengan rumah saya, kapan-kapan main ya..."
Perusahaan yang sehat dan profesional sadar bahwa citra perusahaan dibangun mulai dari garda depan, dari bagaimana tamu disambut. Kalo untuk urusan remeh gini aja mereka nggak becus menangani, jgn2 untuk urusan yang besar-besar juga morat-marit.


2. Lo dicoba untuk ditempatkan dalam posisi lemah / tergantung pada
perusahaan.


Yang gue maksud antara lain: petugas recruitment yang meminta elu untuk menyerahkan dokumen pendukung (ijazah, transkrip nilai, referensi kerja) yang ASLI, atau "menggantung" status kepegawaian lo di zona limbo antara kontrak dan permanen, penetapan masa percobaan yang kurang jelas, dan sebagainya. Khusus untuk urusan "menahan" dokumen pendukung, asal tau aja ya, sebenernya perusahaan nggak berhak melakukannya. Kecuali kalo elu udah jadi pegawai, terus disekolahin sama perusahaan dan setelah pendidikan selesai ijazah lo ditahan sampe masa ikatan

dinas berakhir, itu lain perkara. Sedangkan yang terjadi di sini kan elu capek2 sekolah pake ongkos sendiri, eh begitu lulus ijazahnya disandera. Mengutip kata Mpok Jane dan Sarah, "WHO DO YOU THINK HE ARE??". Kalo tau-tau kantornya kebakaran, kebanjiran, diserbu tikus hingga dokumen penting itu rusak, siapa yang mau tanggung jawab?
Perusahaan yang menerapkan kebijakan konyol macam ini biasanya perusahaan yang udah menghadapi dilema: di satu sisi terlalu pelit / terlalu miskin untuk menaikkan kesejahteraan pegawai, di sisi lain butuh untuk mempertahankan jumlah pegawai yang loyal. Kalo perusahaan yang sehat pastinya akan mencoba membuat pegawainya betah dengan cara meningkatkan kesejahteraan mereka, bukan dengan menyandera
dokumen! Dengan kata lain, ini tipe perusahaan yang ngajak susah bareng-bareng. Sama sekali nggak worthed untuk dilamar.

Kebiasaan yang Mengancam Karir

Mungkinkah sebatang rokok bisa merugikan karir? Mungkin saja. Selain kebiasaan merokok, menurut situs Yahoo HotJobs ada beberapa kebiasaan yang bisa mengancam posisi Anda di kantor.

1. Gaya hidup tidak sehat
Merokok, hobi mabuk-mabukan, serta kebiasaan makan secara berlebihan termasuk dalam gaya hidup yang bisa merugikan karir. Apa pasal? Sekarang perusahaan lebih memilih karyawan yang sehat jiwa dan badannya karena bisa menghemat anggaran kesehatan perusahaan.

2. Suka ngambek
Gampang ngambek, apalagi tanpa alasan yang jelas, menunjukkan bahwa sebenarnya Anda belum dewasa dan belum siap memasuki dunia kerja. Jadi, meski atasan kerap membuat Anda kesal, tahan diri untuk tidak bersikap emosional. Bila ada kesempatan yang tepat, Anda bisa mengungkapkan perasaan dengan cara yang bijak sehingga Anda tetap dinilai profesional.

3. Ngaret
Jauhkan sikap tidak disiplin dari kamus Anda. Berusahalah untuk menepati hal-hal yang sudah disepakati bersama, misalnya jam masuk kerja, waktu rapat, termasuk juga saat menyerahkan laporan pekerjaan. Sikap disiplin mencerminkan komitmen yang tinggi dan tanggung jawab.

4. Malas membaca koran
Kebanyakan wanita lebih suka membaca majalah dan tabloid gosip. Padahal, dengan mengetahui isu-isu terbaru yang sedang hangat, wawasan Anda akan bertambah. Keputusan dan kebijakan perusahaan juga kerap dibuat berdasarkan fenomena yang sedang terjadi di masyarakat, seperti kenaikan BBM misalnya.

5. Malas bergaul
Meski tumpukan pekerjaan menghadang luangkanlah waktu untuk bergaul dan bersosialisasi. Berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai kalangan akan menambah jejaring yang pastinya akan berguna bagi pekerjaan. [kompas]